MENYIBAK
KEARIFAN EXTREMISTAN
Dr. Zaprulkhan
M.S.I. Inspiring Learner
Istilah mediocristan dan extremistan
merupakan ciptaan kreatif-provokatif Nassim Nicholas Taleb dalam karya
monumental terbarunya, The Black Swan, yang segera
menduduki buku BestSeller internasional. Secara umum, dengan istilah mediocristan,
Taleb ingin melukiskan semua peristiwa yang biasa-biasa saja dalam setiap aspek
kehidupan. Sedangkan extremistan adalah gambaran tentang segala peristiwa yang
luar biasa dan spektakuler dalam setiap dimensi kehidupan. Namun dalam tulisan
singkat ini, saya hanya ingin melukiskannya dari satu aspek kehidupan manusia
saja.
Jika mediocristan merupakan
sebuah keadaan yang tenang, tenteram, dan tanpa gejolak, maka extremistan adalah
gambaran situasi yang penuh teka-teki, tantangan, dan kejutan demi kejutan.
Dengan kata lain, melalui istilah mediocristan, Taleb ingin menggambarkan
realitas kehidupan orang kebanyakan yang wajah kehidupannya menjadi
terperangkap dalam hal-hal yang bersifat kolektif, rutin, nyaman, dan dapat
diramalkan secara pasti. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti aturan baku,
merasa nyaman dengan kedudukan yang telah diraih, dan tidak pernah mampu
melakukan sesuatu yang bersifat individual yang berada diluar lingkaran
strukturalnya.
Para
karyawan sebuah bank, akuntan, dosen, atau pegawai sebuah perusahaan, misalnya,
cuma menjalankan tugas rutin, mengevaluasi keuangan, melaksanakan instruksi
atasan, atau mengarahkan kemajuan institusi berdasarkan standard-standard
peraturan yang sudah disepakati bersama. Seorang kepala sekolah atau dekan
perguruan tinggi, pembantu ketua atau ketua sebuah universitas, hanya
disibukkan dengan rapat-rapat struktural, kegiatan-kegiatan teknis, dan segala
macam aturan main yang sesuai dengan status mereka. Orang-orang ini merasa puas
bersama jabatan mereka, namun tidak mampu menerobos keluar dari kerangkeng
jabatan tersebut untuk melakukan sesuatu yang justru akan membawa efek sosial,
fenomenal, dan bermakna.
Sebesar
dan setinggi apapun kedudukan yang mereka sandang, kebesaran dan ketinggian
mereka hanya bergantung pada status struktural tersebut. Ketika keagungan
singgasana tahta statusnya terlepas dari genggaman tangannya, tidak ada sesuatu
pun yang besar dan bermakna yang mampu mereka hasilkan. Secara individual,
tidak ada prestasi besar yang cemerlang dan menakjubkan yang mampu mereka
torehkan. Secara metaforis, mereka menjadi macan ompong yang tidak lagi
menakuti orang lain, justru sebaliknya mengundang tertawaan orang-orang di
sekelilingnya. Itulah wilayah mediocristan; sebuah kenyamanan semu. Dalam
bahasa Taleb, itulah sampel the white swan yang mudah ditemukan.
Jika
demikian realitas faktual orang-orang dalam wilayah mediocristan, maka orang-orang
yang menjalani kehidupan dalam provinsi extremistan justru sangat berbeda. Extremistan
adalah orang-orang yang sangat sedikit di antara orang-orang kebanyakan,
manusia langka di tengah-tengah kerumunan manusia massa. Orang-orang ini berani
menerobos keluar dari rutinitas kegiatan sehari-hari dan keluar dari
aturan-aturan baku yang justru memasung kreativitas mereka. Mereka mempunyai
misi personal yang amat bergairah untuk diejawantahkan sekalipun berbeda dengan
yang dimiliki oleh kebanyakan orang.
Mereka
mempunyai mimpi-mimpi besar yang begitu membara dan mengikuti antusiasme mimpi
tersebut sekalipun awalnya sangat tidak populer dengan pakem-pakem yang telah
mapan secara sosial. Untuk
memperjelas gagasan ini, barangkali sebuah kisah diperlukan sebagai contoh
konkretnya. Lima tahun lalu,
Yevgenia Krasnova hanya seorang novelis turunan Prancis-Rusia tak ternama
dengan karya yang belum pernah diterbitkan karena dianggap tidak lazim. Ia
seorang penggumul ilmu saraf yang senang dengan filsafat dan menuangkan
hasil-hasil penelitian dan gagasannya dalam bentuk karya sastra.
Ia
membungkus teori-teorinya dalam bentuk cerita, kemudian memadukan semuanya
dengan komentar-komentar bergaya otobiografi yang tidak lazim menurut standard
umum. Ketika ia menawarkan naskahnya kepada penerbit, tak satupun penerbit yang
mau menerima, bahkan para penerbit dibingungkan oleh naskahnya. Mereka justru
melecehkannya bahwa jika karya itu dicetak, hanya akan laku 10 eksemplar,
termasuk yang dibeli oleh keluarga Yevgenia sendiri. Yevgenia akhirnya
memasukkan seluruh naskah pertamanya, A Story of Recursion, ke Web. Di
sana ia menemukan penerbit kecil tak terkenal yang berbicara dalam bahasa Rusia
primitif.
Ia
mau menerbitkan naskah Yevgenia dan setuju untuk tidak menyunting naskah
tersebut, asalkan dengan bayaran royalti yang kecil sekali. Yevgenia menerima
semua persyaratan tersebut. Lima tahun kemudian, karyanya ternyata menjadi
salah satu buku paling spektakuler dalam sejarah sastra, dengan penjualan
mencapai jutaan eksemplar dan memperoleh pujian dari para pakar ternama. Bahkan
penerbit kecil yang sama, kini menjadi sebuah perusahaan besar dan bukunya
telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa dunia.
Ketika
membaca kisah ini, tiba-tiba saya teringat J.K. Rowling, sang pengarang buku
seri Harry Porter yang mampu menyihir ratusan juta pembaca dengan gaya
tutur yang keluar dari mainstream. Saya teringat Andrea Hirata dengan
tetralogi Laskar Pelangi-nya yang menghipnotis jutaan masyarakat
Indonesia dengan menarasikan otobiografi melalui gaya fiksi yang unik. Dan saya
teringat semua orang-orang besar, seperti Mahatma Gandhi, Bunda Teresa, Nelson
Mandela, Dalai Lama, dan Abraham Lincoln yang berani melakukan hal-hal yang
selaras dengan misi autentik mereka sekalipun bertentangan dengan pandangan
kebanyakan orang, status struktural yang mereka sandang, tidak populer, dan
mendobrak rutinitas aturan baku kebanyakan manusia. Mereka itulah orang-orang
yang berani hidup dalam wilayah extremistan sehingga mampu menciptakan The
Black Swan, sebuah keagungan yang akan senantiasa dikenang sepanjang masa
oleh umat manusia.
Akhirnya advis prinsipilnya: dobraklah rutinitas kebiasaan Anda yang semu,
dingin, dan menipu meskipun Anda berbusana status yang tinggi secara
struktural. Bebaskanlah
menampilkan mimpi-mimpi besar Anda tanpa terpenjara dengan kedudukan Anda yang
bersifat sementara; Kebebasan untuk berani menunjukkan orsinalitas dan ke-geniun-an
diri Anda, artikulasi Anda, ekspresi Anda, talenta unik Anda, serta semua karya
Anda secara personal tanpa merasa damai di bawah bayang-bayang kebesaran status
Anda. Karena jika Anda mengikuti panggilan jiwa Anda seutuhnya, percayalah satu
saat ia akan membawa Anda ke tengah-tengah gelanggang kehidupan, walaupun
sebelumnya Anda berada di sudut-sudut labirin senyap kehidupan. That's the real extremistan, the real black swan.
Keep Spirit...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar