MEMAHAMI POTENSI KITA
Dr. Zaprulkhan
M.S.I. Inspiring Learner
Tuhan
mengirimkan kita ke dunia dengan tujuan mulia agar kita mengaktualisasikan
potensi agung yang telah Dia sematkan dalam setiap diri kita. Tapi tahukah
Anda, apakah potensi itu? Meskipun pertanyaan ini berhubungan dengan sesuatu
yang menyatu dengan kita, namun tidak mudah untuk menyingkap makna potensi yang
sesungguhnya. Secara sederhana, potensi adalah kemampuan yang belum tersingkap
dan kekuatan yang terpendam. Dengan kata lain, potensi merupakan semua prestasi
yang dapat Anda capai namun belum tercapai. Untuk memperjelas makna potensi,
mari kita lihat ilustrasi berikut.
Satu waktu di
sebuah kepulauan Karibia, seorang pematung desa yang sudah tua berjalan menuju
rumahnya yang sederhana di luar pusat perkampungan. Dalam perjalanan pulangnya
ia melewati sebuah rumah seorang bangsawan, yang baru saja selesai menebang
sebatang pohon tua. Pematung tua itu tiba-tiba berhenti dan, bertanya dengan
perasaan ingin tahu, “Tuan, apa yang akan Anda lakukan dengan gelondongan kayu
besar ini?”
Si pemilik
menjawab dengan acuh, “Kayu ini tidak bisa dipakai untuk apa pun kecuali kayu
bakar. Saya tidak memakai rongsokan ini.” Mendengar jawaban tersebut, sang
pematung tua meminta potongan kayu itu dan dengan senyum terima kasih, ia berjalan
terhuyung-huyung membawanya pulang. Setelah memasuki pondoknya, orang tua itu
segera mengambil perkakasnya dan seulas senyuman ganjil menyinari wajah tuanya.
Sambil memahat kayu itu, ia bekerja seolah-olah di bawah mandat untuk
membebaskan sesuatu dari sebatang pohon tua yang telah termakan cuaca.
Beberapa hari
kemudian, kayu tua itu telah menjelma menjadi pahatan seekor burung rajawali
yang sangat indah. Kemudian ia menghiasi patung itu dengan sentuhan-sentuhan
artistik sehingga menghasilkan sebuah patung burung rajawali yang seolah-olah
hidup. Dengan perasaan bangga, ia menempatkan burung itu di atas anak tangga
serambi depan pondoknya.
Beberapa minggu
kemudian, secara kebetulan pemilik perkebunan itu melewati serambi rumahnya.
Saat melihat patung burung rajawali itu, ia langsung terpesona dan membelinya
dengan menawarkan berapa pun harga yang diminta oleh sang pematung. Karena
merasa puas, ia berjalan sambil memeluk patung itu ke dadanya dengan rasa
bangga seolah telah mendapatkan suatu harta karun yang tak ternilai harganya.
Sementara sang pematung tua itu, sambil menghitung uangnya, ia bergumam pelan,
“Kayu tua memang, tapi tergantung pada siapa yang memandangnya. Jika mereka
hanya melihat sebatang kayu rongsokan tak berguna, aku justru melihat seekor
rajawali indah di dalamnya.”
Pahatan seekor burung
rajawali indah yang terlihat oleh sang pematung dalam sebatang kayu tua itulah yang
dinamakan pontensi. Tapi sayangnya, kita lebih banyak menyaksikan orang-orang
yang hidup seperti pemilik pohon tua itu. Dalam diri mereka tersembunyi burung rajawali
indah dari potensi mereka yang mungkin tidak akan pernah terbang. Banyak pula di
antara kita, seperti pemilik pohon tua itu, tidak melihat apa pun kecuali orang
yang tidak berguna dalam perjalanan menuju akhir kehidupan.
Di sanalah
terletak tragedi kehidupan. Saat kita mulai berhenti dan menjadi puas dengan
apa yang kita miliki, kita kehilangan kemungkinan menyingkapkan apa
sesungguhnya ada dalam diri kita. Terlalu sering kita mati tanpa pernah
menyelidiki bakat, karunia, kemampuan, dan potensi yang tersembunyi dalam diri
kita. Kita gagal menyadari pontensi sangat besar yang tersimpan dalam diri
kita. Kita laksana baterai dalam sebuah radio yang tidak pernah diaktifkan.
Kalau begitu, bagaimana memahami potensi yang masih tertidur, dan belum disadap
dalam setiap diri kita? Mari kita lihat dua prinsip berikut.
Pertama, potensi bukan
apa yang telah Anda hasilkan, melainkan apa yang sanggup Anda hasilkan. Sejauh
apa pun perjalanan karir yang telah Anda tempuh, sehebat apa pun prestasi yang
telah Anda raih, seindah apa pun lukisan yang sudah Anda hasilkan, sebesar apa
pun karya yang telah Anda ciptakan dalam kehidupan ini, dan seluas apa pun
manfaat kemanusiaan yang sudah Anda torehkan bagi umat manusia, maka semua itu
bukan lagi potensi Anda. Di sini, potensi Anda mendesak agar Anda tidak
menerima apa saja yang telah Anda gapai. Karenanya salah satu jebakan terhadap
aktualisasi potensi Anda adalah segala prestasi yang telah Anda capai selama
ini.
Dalam konteks
ini, para psikolog menyarankan kita agar memiliki semacam constructive discontent, sebuah ketidakpuasan konstruktif. Sebab
selama Anda belum melakukan sesuatu yang melampaui karya terakhir Anda, niscaya
Anda tidak akan pernah berkembang menjadi yang terbaik dan menggapai potensi Anda
yang sepenuhnya. Sehingga untuk
menyadari potensi Anda yang sepenuhnya, Anda tidak boleh puas dengan kesuksesan
karya terakhir Anda.
Kedua, Anda harus
menyadari bahwa masih ada begitu banyak potensi yang belum disingkapkan dalam
diri Anda. Dalam penelitian ilmuwan di bidang sumber daya manusia ditemukan
bahwa mayoritas umat manusia hanya memanfaatkan 10% dari seluruh potensi yang
mereka miliki. Itu artinya, masih ada 90% potensi yang terletak dalam setiap
diri kita, termasuk Anda dan saya. Karena Anda penuh dengan potensi, Anda
seharusnya bukan orang yang sama di tahun depan. Jangan pernah menerima kesuksesan
apa pun dalam hidup Anda sebagai suatu gaya hidup, itu hanya suatu fase. Jangan
pernah menerima sebuah prestasi sebesar apa pun sebagai titik finis kesuksesan
Anda, jadikanlah semuanya hanya sebagai suatu proses.
Dalam konteks
ini pula, kita mesti menyadari bahwa potensi itu merupakan anugerah Tuhan yang
harus kita aktualisasikan secara maksimal. Tuhan memiliki tujuan mulia dengan
meletakkan potensi besar itu dalam diri
kita. Dan kita harus mengingat pesan orang-orang bijak bahwa: God never performs His greatest feats in
your yesterdays, “Tuhan tidak pernah menampilkan karya terbesar-Nya di masa
lalu Anda”. Itu artinya, Tuhan selalu menginginkan Anda berjalan lebih jauh
lagi, meraih lebih banyak kesuksesan, dan lebih baik dari generasi sebelumnya.
Akhirnya saya
percaya, dalam setiap diri kita masih ada butiran-butiran berlian yang belum
diasah, serpihan-serpihan mutiara yang belum tersibak dari tempurungnya, dan
seekor burung rajawali indah yang siap membumbung tinggi di angkasa; masih ada lagu-lagu
indah, karya-karya besar, penemuan-penemuan spektakuler, rencana-rencana
brilian, investasi-investasi luhur, dan prestasi-presatasi kemanusiaan lainnya
yang masih tersimpan dalam diri Anda untuk dinikmati oleh generasi masa depan.
Karenanya, pahamilah dan aktualisasikan potensi Anda dengan tetap terhubung
dengan sumber potensi Anda (Tuhan), sehingga potensi Anda akan
teraktualisasikan secara penuh dalam pentas kehidupan ini, semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar