THE
MIRACLE OF ‘IN SPITE OF’
Dr. Zaprulkhan M.S.I Inspiring Learner
Dalam
gelanggang kehidupan yang kita jalani ini, terkadang kita menemukan suatu
fenomena yang oleh sebagian sosiolog dinamakan sebagai paradoks kehidupan. Paradoks
kehidupan ini mengatakan demikian: dalam kenyamanan dan ketenangan hidup banyak
manusia yang menjalani kehidupan secara statis, sedangkan ketika terlempar
dalam lorong-lorong nestapa dan prahara kehidupan yang memojokkan banyak
manusia yang merenda wajah kehidupan mereka menjadi dinamis.
Kebanyakan
manusia tidak tergerak untuk meraih puncak prestasi dan menciptakan karya-karya
kemanusiaan yang bermakna, ketika mereka berteman dengan kemapanan hidup. Wajah
kehidupan yang mereka jalani menjadi stagnan dan statis, dingin dan jumud,
serta mandek dan beku. Tidak ada gairah di dalamnya. Namun tatkala cambuk-cambuk
kehidupan memukul hari-hari mereka, wajah kehidupan mereka menjadi berubah.
Mereka menjadi berubah dan mempunyai dinamika. Kehidupan mereka menjadi penuh
nuansa dan kaya pesona.
Tepat pada poin
inilah, letak keunikannya. Di tengah-tengah kegetiran hidup dan prahara
kehidupan yang memporakporandakan ketenangan hidup mereka, orang-orang ini
justru seakan-akan berlomba dengan kepahitan hidup dalam merajut kain satin
kehidupan yang penuh makna. Dan di tengah-tengah tantangan dan ujian yang
melumpuhkan kekuatan mereka, orang-orang ini justru terus berpacu dalam merenda
lembar demi lembar benang kehidupan agar menghasilkan lukisan kehidupan mereka
yang bermakna. Untuk merasakan cita rasa nilai intrinsik paradoks kehidupan
secara langsung, mari kita lihat sebuah kisah nyata berikut ini.
Di Mexico ada
sebuah patung yang sangat indah dan diberi nama yang agak aneh, yaitu “In Spite of” yang berarti “meskipun”.
Nama yang diberikan tidaklah sesuai dengan nilai artistik dan keindahannya
tetapi nama itu diberikan justru untuk menghormati sang pemahatnya. Dikisahkan
pada saat proses pembuatan patung dan baru setengah jadi, sang pemahat
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap pada tangan kanannya dan
tidak bisa lagi berfungsi untuk menyelesaikan patung yang masih setengah jadi
itu.
Namun tekad sang
pemahat untuk menyelesaikan karyanya sangat membara, maka dia melatih tangan
kirinya untuk memahat seterampil tangan kanannya hingga akhirnya patung itu
tetap mampu diselesaikan sesempurna, bahkan lebih indah jika ia menggunakan
tangan kanannya. Itulah sebabnya masyarakat Mexico memberi nama patung itu “In Spite of” untuk menghargai tekad luar
biasa sang pemahat.
* * * * *
Kalau kita
menelisik ke belakang layar kehidupan orang-orang besar, ternyata banyak di antara
mereka yang menggapai kebesarannya dibalik selubung in spite of: di bawah
bayang-bayang kenestapaan, di tengah-tengah prahara kehidupan. Meskipun tuli,
Van Beethoven mampu menjadi maestro komponis legendaris musik instrumental yang
semua simfoninya sangat mendamaikan jiwa siapapun yang menyimaknya; Meskipun
lumpuh, Franklin Roosevelt mampu menjadi satu-satunya presiden Amerika yang
menjabat selama tiga periode dengan leadership
yang mengagumkan sekaligus menorehkan kesan yang tak tergantikan bagi rakyat
Amerika; Meskipun tidak mempunyai kedua tangan, Liu Wei pemuda asal Beijing
menjadi juara pertama dalam memainkan piano dengan jari-jari kedua kakinya
secara menakjubkan dalam kontes bergengsi China’s
Got Talent;
Meskipun sejak
usia dua tahun mengalami lumpuh total dari pinggang sampai ke ujung kaki, Dr.
William Tan dari Singapura malah mampu meraih gelar Doktor (Ph.D) serta sembilan
gelar master dan sarjana dari berbagai Universitas kaliber internasional
(Harvard & Oxford); Mampu menjadi seorang ilmuwan, dokter, atlet
Internasional, pemegang rekor dunia, serta pelatih dan motivator kelas dunia;
Dan yang menakjubkan, semua prestasi besar itu digapai Dr. William dengan duduk
diatas kursi roda! Meskipun sejak lahir tidak mempunyai kedua tangan dan kedua
kaki, Nick Vujicic (Voy-a-Chich) yang baru berumur 27 tahun telah sukses
menjadi pembicara internasional dan mengarang buku best seller: Life
Without Limits; Dan meskipun menjadi tuli, bisu, dan buta sejak usia 2
tahun, Helen Keller justru mampu menggapai berbagai prestasi agung dan hampir
setiap kalimat-kalimatnya kini mampu meniupkan spirit inspirasi bagi jutaan
orang yang menyimaknya.
Ketika membaca
kisah orang-orang besar yang justru mampu menggapai kebesarannya bersama cacat
seumur hidup yang mereka miliki, saya seringkali tercenung: Bagaimana mungkin
mereka mampu menerobos keterbatasan fisik mereka sehingga mengantarkan mereka
menjadi para juara dalam gelanggang kehidupan?! Bagaimana mungkin mereka
sanggup menaklukkan cacat fisik mereka dan meninggalkan jejak-jejak kehidupan
yang penuh makna bagi orang lain?! Dan bagaimana mungkin mereka dapat menembus
batas-batas keterbatasan jasmani mereka dan mengukir nama mereka dengan tinta
emas pada lembaran-lembaran sejarah umat manusia?!
Saat itulah saya
menyadari bahwa keterbatasan fisik tidak bisa menghalangi tekad yang membara;
kelemahan fisik tidak akan pernah mampu menghalangi siapa pun yang mempunyai
ketekunan dan ketabahan sekokoh karang dalam menggapai mimpi-mimpi besar
mereka; Dan Semua cacat jasmani tidak akan pernah mampu membatasi kehebatan
potensi agung yang telah Tuhan letakkan dalam jiwa kita masing-masing.
Itulah paradoks
kehidupan! Dalam kenyamanan, ketenangan, dan kemapanan hidup, banyak di antara
kita yang malah menjalani kehidupan apa adanya. Namun tatkala tantangan, ujian,
dan nestapa menyambangi hidup kita, tidak sedikit di antara kita yang justru
tertantang untuk menggapai kehidupan yang penuh makna. Ujian yang Tuhan
hadirkan dalam kehidupan kita ternyata mempunyai tujuan indah yakni untuk
mengaktualisasikan potensi agung yang telah Dia letakkan dalam diri kita
masing-masing.
Sungguh tepat
jika seorang bijak bestari, Oliver Wendell Holmes menitahkan prinsip berikut
kepada kita semua: “What lies behind us
and what lies before us are tiny matters compared to what lies within us”, “Apa
yang ada di belakang kita dan apa yang ada di depan kita adalah masalah-masalah
kecil dibandingkan dengan apa yang ada di dalam diri kita”. So keep your spirit, your passion, your
desire, and your belief!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar