MENGGAPAI
MIMPI BERSAMA TUHAN
Dr. Zaprulkhan M.S.I. Inspiring Learner
Tak seorang pun
di antara kita yang tidak pernah terlintas sebuah mimpi atau cita-cita yang
agung, mulia, dan besar. Dalam bentangan panjang episode kehidupan yang kita
lalui, setiap kita tentu pernah terbesit sebuah mimpi agung, sebuah damba-damba
mulia, ataupun sebuah cita-cita besar, seperti aku ingin menjadi seorang pilot
yang hebat, menjadi pengusaha sukses, menjadi direktur bank besar, menjadi
seorang dokter profesional, menjadi seorang penulis terkenal, menjadi seorang pengarang
hebat, menjadi seorang ilmuwan besar, dan damba-damba lain yang tak terhitung
jumlahnya.
Namun pertanyaan
besarnya adalah berapa banyakkah di antara mimpi-mimpi itu yang telah menjelma
kenyataan? Sudahkah impian-impian yang terbetik dalam jiwa kita menjadi
kenyataan? Biasanya semesta mimpi-mimpi agung itu hanya tinggal mimpi, tanpa
pernah kita realisasikan menjadi nyata. Dalam benak kita tersimpan mimpi-mimpi
yang tidak pernah menjadi kenyataan, lagu-lagu yang tidak pernah dinyanyikan, karya-karya
besar yang tidak pernah dipublikasikan, lukisan-lukisan indah yang tidak pernah
menyentuh kanvas, ide-ide brilian yang tidak pernah diekspresikan, visi-visi
spektakuler yang tidak pernah diwujudkan, penemuan-penemuan besar yang tidak
pernah diaplikasikan, planing-planing prospektif
yang tidak pernah terlaksana, tujuan-tujuan mulia yang tidak pernah tercapai,
dan semesta damba-damba agung lainnya yang tidak pernah tergapai. Ternyata
harta karun yang terkaya di dunia, bukan berada di Kuwait, Dubai, Saudi Arabia,
atau Indonesia, melainkan bersemayam dalam benak kita hingga kita bawa ke liang
kubur. Itulah tragedi terbesar dalam kehidupan kita.
Bercermin dari
problematika tersebut, harus ada solusi konstruktif yang ditawarkan. Pertama, dari perspektif religius,
ketika sebuah mimpi agung terbesit dalam hati kita, itu artinya bisikan dari
Tuhan bahwa Dia menginginkan kita menggapai keagungan dan kebesaran dalam hidup.
Tuhan menghendaki kontribusi nyata dan kehidupan yang penuh makna melalui diri
kita semua.
Kedua, Tuhan tidak akan
meletakkan sebuah mimpi agung dalam jiwa kita masing-masing jika Dia tidak
terlebih dahulu menyiapkan masing-masing kita dengan sebuah potensi untuk
mencapainya. Dia adalah Al-Hakim, Tuhan
yang Maha Bijaksana, sehingga Dia tidak akan menginspirasi kita untuk melakukan
sesuatu yang spektakuler tanpa membekali kita dengan kemampuan untuk mewujudkan
cita-cita besar itu menjelma menjadi kenyataan. Orang-orang bijak bestari yang telah
memahami rahasia hati mengingatkan kita semua mengenai prinsip ini: God doesn’t call us to do great thing
without giving us the ability to do it, “Tuhan tidak memanggil kita untuk
melakukan sesuatu yang besar tanpa membekali kita dengan kemampuan untuk
mewujudkannya”.
Ketiga, ada
benih-benih keagungan, kemuliaan, dan kebesaran yang telah Tuhan titipkan dalam
setiap diri kita. Setiap kita mempunyai segala sesuatu yang kita perlukan untuk
memenuhi skenario sakral yang telah Tuhan berikan kepada kita. Dalam salah satu
firman-Nya, Tuhan berfirman: “Sungguh
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At-Tin:
4). Dalam perspektif tafsir tematik, kata-kata insan, yang berarti manusia dalam firman itu menunjuk kepada
manusia dalam aspek spiritual, psikologis, emosional, dan intelektualnya.
Itu artinya
Tuhan telah meletakkan bakat, kreativitas, ketekunan, disiplin, kekuatan,
keteguhan, dan tekad membaja dalam diri kita. Masing-masing kita telah dipenuhi
dengan potensi-potensi agung oleh Tuhan. Sebab, God didn’t create us just to be average, but to be great, “Tuhan
tidak menciptakan kita hanya untuk menjadi manusia rata-rata, tapi untuk
menjadi manusia yang unggul, istimewa, dan besar”. Setiap kita mempunyai
sesuatu yang istimewa yang bisa kita tawarkan kepada dunia yang tidak dimiliki
orang lain. Boleh jadi, seluruh dunia tengah menanti sumbangsih Anda yang bermakna.
Terakhir, kita harus
bersedia melakukan bagian kita, dan Tuhan akan melakukan bagian-Nya untuk
membawa kita menggapai puncak kesuksesan yang kita impikan. Firman Tuhan
mengisyaratkan pesan ini secara transparan: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka” (QS. Ar-Ra’d: 11).
Firman ini
menganjurkan kita untuk menggunakan segala karunia agung yang telah Tuhan
berikan kepada kita. Dengan kata lain, Tuhan menghendaki agar setiap kita
merealisasikan semua talenta, kreativitas, disiplin, ketekunan, keteguhan,
potensi, dan tekad membara yang telah Dia letakkan dalam diri kita secara
maksimal. Sehingga wajah kehidupan kita akan berubah menjadi lebih baik. Apa
yang kita dambakan dan impikan dalam hidup ini akan dibantu oleh Tuhan untuk
menjelma secara faktual dalam kenyataan, asalkan kita mau membayar harganya,
asalkan kita mau melakukan bagian kita masing-masing.
Karena itu,
semaikanlah mimpi-mimpi besar yang telah Tuhan sematkan dalam diri Anda, dengan
seluruh talenta, kreativitas, ketekunan, dan tekad menyala yang juga telah Dia
bekali dalam diri Anda. Realisasikanlah semua bagian Anda secara optimal
sehingga ketika waktunya tiba, Tuhan akan benar-benar menampilkan karya
indah-Nya melalui diri Anda, semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar