Kamis, 06 Juni 2013

Spirit Dan Motivasi // MEMAHAMI POTENSI KITA



MEMAHAMI POTENSI KITA
Dr. Zaprulkhan M.S.I. Inspiring Learner

Tuhan mengirimkan kita ke dunia dengan tujuan mulia agar kita mengaktualisasikan potensi agung yang telah Dia sematkan dalam setiap diri kita. Tapi tahukah Anda, apakah potensi itu? Meskipun pertanyaan ini berhubungan dengan sesuatu yang menyatu dengan kita, namun tidak mudah untuk menyingkap makna potensi yang sesungguhnya. Secara sederhana, potensi adalah kemampuan yang belum tersingkap dan kekuatan yang terpendam. Dengan kata lain, potensi merupakan semua prestasi yang dapat Anda capai namun belum tercapai. Untuk memperjelas makna potensi, mari kita lihat ilustrasi berikut.
Satu waktu di sebuah kepulauan Karibia, seorang pematung desa yang sudah tua berjalan menuju rumahnya yang sederhana di luar pusat perkampungan. Dalam perjalanan pulangnya ia melewati sebuah rumah seorang bangsawan, yang baru saja selesai menebang sebatang pohon tua. Pematung tua itu tiba-tiba berhenti dan, bertanya dengan perasaan ingin tahu, “Tuan, apa yang akan Anda lakukan dengan gelondongan kayu besar ini?”
Si pemilik menjawab dengan acuh, “Kayu ini tidak bisa dipakai untuk apa pun kecuali kayu bakar. Saya tidak memakai rongsokan ini.” Mendengar jawaban tersebut, sang pematung tua meminta potongan kayu itu dan dengan senyum terima kasih, ia berjalan terhuyung-huyung membawanya pulang. Setelah memasuki pondoknya, orang tua itu segera mengambil perkakasnya dan seulas senyuman ganjil menyinari wajah tuanya. Sambil memahat kayu itu, ia bekerja seolah-olah di bawah mandat untuk membebaskan sesuatu dari sebatang pohon tua yang telah termakan cuaca.
Beberapa hari kemudian, kayu tua itu telah menjelma menjadi pahatan seekor burung rajawali yang sangat indah. Kemudian ia menghiasi patung itu dengan sentuhan-sentuhan artistik sehingga menghasilkan sebuah patung burung rajawali yang seolah-olah hidup. Dengan perasaan bangga, ia menempatkan burung itu di atas anak tangga serambi depan pondoknya.
Beberapa minggu kemudian, secara kebetulan pemilik perkebunan itu melewati serambi rumahnya. Saat melihat patung burung rajawali itu, ia langsung terpesona dan membelinya dengan menawarkan berapa pun harga yang diminta oleh sang pematung. Karena merasa puas, ia berjalan sambil memeluk patung itu ke dadanya dengan rasa bangga seolah telah mendapatkan suatu harta karun yang tak ternilai harganya. Sementara sang pematung tua itu, sambil menghitung uangnya, ia bergumam pelan, “Kayu tua memang, tapi tergantung pada siapa yang memandangnya. Jika mereka hanya melihat sebatang kayu rongsokan tak berguna, aku justru melihat seekor rajawali indah di dalamnya.”
Pahatan seekor burung rajawali indah yang terlihat oleh sang pematung dalam sebatang kayu tua itulah yang dinamakan pontensi. Tapi sayangnya, kita lebih banyak menyaksikan orang-orang yang hidup seperti pemilik pohon tua itu. Dalam diri mereka tersembunyi burung rajawali indah dari potensi mereka yang mungkin tidak akan pernah terbang. Banyak pula di antara kita, seperti pemilik pohon tua itu, tidak melihat apa pun kecuali orang yang tidak berguna dalam perjalanan menuju akhir kehidupan.
Di sanalah terletak tragedi kehidupan. Saat kita mulai berhenti dan menjadi puas dengan apa yang kita miliki, kita kehilangan kemungkinan menyingkapkan apa sesungguhnya ada dalam diri kita. Terlalu sering kita mati tanpa pernah menyelidiki bakat, karunia, kemampuan, dan potensi yang tersembunyi dalam diri kita. Kita gagal menyadari pontensi sangat besar yang tersimpan dalam diri kita. Kita laksana baterai dalam sebuah radio yang tidak pernah diaktifkan. Kalau begitu, bagaimana memahami potensi yang masih tertidur, dan belum disadap dalam setiap diri kita? Mari kita lihat dua prinsip berikut.
Pertama, potensi bukan apa yang telah Anda hasilkan, melainkan apa yang sanggup Anda hasilkan. Sejauh apa pun perjalanan karir yang telah Anda tempuh, sehebat apa pun prestasi yang telah Anda raih, seindah apa pun lukisan yang sudah Anda hasilkan, sebesar apa pun karya yang telah Anda ciptakan dalam kehidupan ini, dan seluas apa pun manfaat kemanusiaan yang sudah Anda torehkan bagi umat manusia, maka semua itu bukan lagi potensi Anda. Di sini, potensi Anda mendesak agar Anda tidak menerima apa saja yang telah Anda gapai. Karenanya salah satu jebakan terhadap aktualisasi potensi Anda adalah segala prestasi yang telah Anda capai selama ini.
Dalam konteks ini, para psikolog menyarankan kita agar memiliki semacam constructive discontent, sebuah ketidakpuasan konstruktif. Sebab selama Anda belum melakukan sesuatu yang melampaui karya terakhir Anda, niscaya Anda tidak akan pernah berkembang menjadi yang terbaik dan menggapai potensi Anda yang sepenuhnya. Sehingga untuk menyadari potensi Anda yang sepenuhnya, Anda tidak boleh puas dengan kesuksesan karya terakhir Anda.
Kedua, Anda harus menyadari bahwa masih ada begitu banyak potensi yang belum disingkapkan dalam diri Anda. Dalam penelitian ilmuwan di bidang sumber daya manusia ditemukan bahwa mayoritas umat manusia hanya memanfaatkan 10% dari seluruh potensi yang mereka miliki. Itu artinya, masih ada 90% potensi yang terletak dalam setiap diri kita, termasuk Anda dan saya. Karena Anda penuh dengan potensi, Anda seharusnya bukan orang yang sama di tahun depan. Jangan pernah menerima kesuksesan apa pun dalam hidup Anda sebagai suatu gaya hidup, itu hanya suatu fase. Jangan pernah menerima sebuah prestasi sebesar apa pun sebagai titik finis kesuksesan Anda, jadikanlah semuanya hanya sebagai suatu proses.
Dalam konteks ini pula, kita mesti menyadari bahwa potensi itu merupakan anugerah Tuhan yang harus kita aktualisasikan secara maksimal. Tuhan memiliki tujuan mulia dengan meletakkan potensi  besar itu dalam diri kita. Dan kita harus mengingat pesan orang-orang bijak bahwa: God never performs His greatest feats in your yesterdays, “Tuhan tidak pernah menampilkan karya terbesar-Nya di masa lalu Anda”. Itu artinya, Tuhan selalu menginginkan Anda berjalan lebih jauh lagi, meraih lebih banyak kesuksesan, dan lebih baik dari generasi sebelumnya.
Akhirnya saya percaya, dalam setiap diri kita masih ada butiran-butiran berlian yang belum diasah, serpihan-serpihan mutiara yang belum tersibak dari tempurungnya, dan seekor burung rajawali indah yang siap membumbung tinggi di angkasa; masih ada lagu-lagu indah, karya-karya besar, penemuan-penemuan spektakuler, rencana-rencana brilian, investasi-investasi luhur, dan prestasi-presatasi kemanusiaan lainnya yang masih tersimpan dalam diri Anda untuk dinikmati oleh generasi masa depan. Karenanya, pahamilah dan aktualisasikan potensi Anda dengan tetap terhubung dengan sumber potensi Anda (Tuhan), sehingga potensi Anda akan teraktualisasikan secara penuh dalam pentas kehidupan ini, semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar