Kamis, 06 Juni 2013

Spirit Dan Motivasi // MERAIH MIMPI



MERAIH MIMPI
Dr. Zaprulkhan, M.S.I  Inspiring Learner
           
            Ini kisah mengenai Monty Roberts, penulis buku laris The Man who Listens to Horses. Beberapa dekade lalu, ketika Monty masih di sekolah menengah, guru kelasnya memberikan tugas mengarang dengan topik meraih mimpi. Dengan penuh semangat Monty melukiskan impiannya secara tertulis bahwa satu waktu ia ingin memiliki peternakan sendiri seluas seratus hektar dan mempunyai peternakan kuda balap keturunan murni.
            Ketika Monty menyerahkan hasil karangannya, gurunya langsung memberi Monty nilai F. Nilai F bukan hanya pertanda bahwa Monty tidak lulus, tapi juga mencerminkan keyakinan sang guru bahwa cita-cita Monty itu mustahil akan menjelma menjadi kenyataan. Gurunya cuma melihat kehidupan Monty yang saat itu benar-benar sangat miskin. Dalam pandangan gurunya waktu itu, tidak mungkin bocah laki-laki amat miskin yang hanya tinggal dalam mobil truk pik up akan mampu mengumpulkan cukup banyak uang untuk membeli perkebunan yang luas, membeli ternak-ternak mahal untuk dikembangbiakkan, dan membayar gaji para pegawai peternakan.
            Dengan keyakian demikian, sang guru menawari Monty untuk menulis ulang karangannya tentang impian yang realistik agar bisa mendapat nilai yang lebih baik dan lulus. Tapi apa jawab Monty? Dengan anggun dan yakin, Monty berkata, “Simpan saja nilai F itu dan saya akan tetap menyimpan impian saya.”
            Hari ini, Monty telah memiliki perkebunan peternakan di Solving, California seluas delapan puluh hektar, yang bernama Flag is Up Farms. Ia juga kini telah mengembangbiakkan kuda balap keturunan murni dan melatih ratusan pelatih kuda cara-cara yang lebih berperikemanusiaan dalam melatih kuda.
            Kisah indah Monty ini membuktikan bahwa orang yang paling miskin adalah orang yang tidak mempunyai mimpi, bukan orang yang tidak mempunyai uang dan kekayaan, rumah megah dan mobil mewah, titel yang tinggi dan jabatan yang mentereng. Sebab mimpi-mimpi kita itulah yang mampu menghasilkan uang dan kekayaan, rumah megah dan mobil mewah, serta titel yang tinggi dan jabatan bergengsi.
            Melalui kisah inspiratif di atas, kita bisa memetik inspirasi dalam dua aspek. Pertama, gantungkanlah cita-cita setinggi langit. Impian yang rendah tidak akan pernah meniupkan gairah, semngat, dan kreativitas dalam diri kita. Setiap kita akan menjadi sangat bergairah, termotivasi, dan terinspirasi ketika kita menentukan impian yang lebih tinggi, lebih besar, dan lebih menantang. Mengapa demikian? “Giant goals, tulis Anthony Robbins dalam Awaken the Giant Within, produce giant motivation”, “Sasaran-sasaran raksasa menghasilkan motivasi raksasa pula.”
            Kedua, kita harus yakin dengan impian kita sendiri lebih daripada yang orang lain katakan kepada kita. Betapa sering kita mendambakan sebuah mimpi besar yang sangat bergelora dalam diri kita masing-masing dan merasa yakin mampu meraihnya. Namun tiba-tiba impian tersebut hancur berantakan hanya karena seseorang mengatakan bahwa impian kita tidak menarik.
Kita mengalami ketakutan dan kegagalan, bahkan terkadang frustrasi untuk bermimpi besar, apalagi mengungkapkannya kepada orang lain. Padahal pada saat Anda memiliki hasrat yang membara untuk meraih sebuah mimpi mulia dan Anda yakin bahwa Anda sanggup menggapainya, sebenarnya saat itulah momen kritis yang paling menentukan kesuksesan Anda, walaupun semua orang meragukan kualitas dan kehebatan Anda.
“Whether you prevail or fail, advis Jim Collins dalam How the Mighty Fall, endure or die, depends more on what you do to yourself than on what the world does to you, “Apakah Anda berhasil atau gagal, bertahan atau mati, semuanya lebih bergantung pada apa yang Anda lakukan terhadap diri Anda sendiri ketimbang pada apa yang dunia lakukan terhadap diri Anda.” Artinya, yang lebih menentukan kesuksesan dan kegagalan kita adalah sikap kita terhadap diri kita sendiri daripada sikap orang lain kepada kita.
Karena itu, percayalah pada mimpi-mimpi Anda, jangan sekali-kali percaya pada penilaian negatif orang lain. Percayalah pada potensi besar dalam diri Anda, jangan percaya pada aggapan sinis orang lain tentang Anda. Dan percayalah dengan kemampuan Anda, jangan pernah percaya dengan keraguan orang lain tentang Anda. Sebab, what we think about our selves is more important than what others think about us, Apa yang kita pikirkan mengenai diri kita jauh lebih penting daripada apa yang orang lain pikirkan tentang kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar